Jumat, 16 Mei 2014

KESAKSIAN KESEMBUHAN

1. Zainal Abidin 65 Thn, Lampung, Sakit Komplikasi Jantung, Darah Tinggi,Ginjal, Asam Urat, Kolesterol, Batuk-Batuk  

            Orang tua kami sudah berusia diatas 65th. Beliau mengalami banyak keluhan sejak 3 - 5 tahun yang lalu, maklum beliau sudah cukup dimakan usia. Pada saat muda beliau termasuk katagori orang Luar Biasa, tiada hari untuk santai. Karena faktor usia dan tingkat kesibukan menurun justru membuat orang tua kami mengalami gangguan kesehatan. Muncul sakit DARAH TINGGI, KOLESTEROL, GINJAL dan JANTUNG. Pada suatu hari sakit beliau tiba-tiba datang. Keluarga panik dan kami bawa ke klinik. Cerita dokter orang tua saya sakit ini dan itu, tanpa pikir panjang kita mengambil keputusan untuk mengalihkan perawatan dengan herbal.

            Luar biasa, sebelum minum JUICE GOPAKUPU orang tua kami banyak yang dirasa, seperti suara tidak ada, lemes, jantung berdebar, dadanya merasa panas dan tidak tahan duduk. Hanyak hitungan menit, GOPAKUPU bekerja dengan baik sekitar 30 menit saja orang tua kami bisa berbicara, dadanya yang terasa panas dan lemesnya hilang. Pagi - paginya badan oangtua merasa enteng dan enak, suaranya semakin jelas. Ajaib GOPAKUPU. Kami bersyukur kepada Allah dan juga tak lupa kami mengucapkan terimasih kepada penemu Produk GOPAKUPU

 

2. Bp.SUNOTO 58 Thn, Bojonegoro, Sakit Stroke (tdk Bisa bicara & Berjalan).

            Bapak Sunoto terserang STROKE sampai tidak bisa bicara dan tidak bisa berjalan. Pada Hari Selasa 13 Desember 2011, Pak Anwar (Adik PakSunoto) memberi Juice GOPAKUPU pada beliau. Setelah beliau minum Juice GOPAKUPU mulai 13 Desember 2011 sampai 16 Desember 2011 (habis separo botol) sudah bisa BICARA dan berjalan. Alhamdulillah GOPAKUPU Luar Biasa. Infokan ke teman, tetangga yg punya gangguan kesehatan. Insya Alloh GOPAKUPU menyehatkan Bangsa. Amien... (Badri Bojonegoro).

 

3. Rudi Kurniawan 47 Thn, Majalengka, Kanker Prostat

            Setiap kali berkemih, Rudy Kurniawan (47 thn) menahan nyeri yang luar biasa. Urine menetes perlahan seperti air keluar dari kran yang tersumbat. Kejadian itu menimpa Rudi kurniawan pada malam hari. ‘Biasanya jam 09 malam saya mulai bolak balik ke kamar mandi’  Kata Rudi Kurniawan. Dalam semalam ia bisa 5 kali lebih ke kamar mandi. Ia tak tahan lagi menahan sakit, Sehingga Herbalis di majalengka itu mendatangi Rumah Sakit terdekat untuk dikateter. Padahal waktu sudah pukul 02.00 dini hari. Setelah dikateter ia bisa merasa lebih Lega. Namun, keesokan malamnya  Urine masih tetap Mampat. Setelah 4 Hari tak kunjung membaik, Rudi kurniawan memeriksakan diri ke dokter. Kelenjar Prostat nya membengkak hingga 2,5 kali lipat ukuran nya.

             Pembengkakan itu menutup saluran kemih. Rudi  Kurniawan  menderita KANKER PROSTAT. Namun karena usianya 47 tahun, dokter tidak memberikan pilihan lain selain terapi dengan sinar laser. Pemilik klinik Anugrah Alam itu agak ketar-ketir. ‘Dari buku yang saya baca, hanya 2 dari 10 orang yang berpeluang sukses menjalani terapi itu,’ kata Rudy Kurniawan. Menurut Rudi Kurniawan ‘KANKER PROSTAT yang di derita nya itu buah dari kebiasaan menahan buang air kencing saat seminar’. KANKER PROSTAT cenderung menyerang pria diatas usia 50 tahun. Menurut data National Cancer Institute (NCI) Amerika Serikat,  70% pengidap KANKER PROSTAT berusia diatas 60 tahun. Sebagian penderita tidak merasakan gejala serangan dan meninggal Tanpa terapi.

             Sebagian lagi merasakan gejala antara lain susah berkemih, sering ingin berkemih pada malam hari, rasa sakit saat berkemih serta rasa sakit di punggung bagian bawah, pinggang dan paha atas. Data NCI terbaru menyebutkan pada 2010 ditemukan 217.730 penderita KANKER PROSTAT baru di Amerika Serikat dan 32.050 di antaranya meninggal. Selain menganjurkan terapi, dokter juga memberikan obat kepada Rudi kurniawan untuk konsumsi 3X sehari. Namun, Rudi kurniawan hanya menjalani terapi laser 2X dengan interval 2 bulan,  masing-masing selama 1 jam. Bersamaan dengan itu, ia memilih mengonsumsi Juice GOPAKUPU  secara rutin 3X sehari. Atas saran dari teman sesama herbalis. Obat-obatan medis sama sekali tidak disentuhnya. Sebagai Herbalis ia mengetahui persis apa yang terkandung  dalam Juice GOPAKUPU.  Tak sampai 4 bulan Rudi kurniawan dinyatakan bebas dari KANKER PROSTAT yang mematikan. (di tulis oleh Lili kurniawan istri dari Rudi Kurniawan)

 

4. Arif Hardiawan 66 Thn, Jakarta,  Kanker Pita Suara Stadium 4

            Sore itu, saat sedang menggoda 2 cucu ciliknya tiba-tiba dada Arif Hardiawan terasa sesak, Lehernya seperti tercekik, sulit bernapas dan kakinya lemas. Dalam hitungan detik tubuh Arif ambruk ke lantai. Di lantai keramik putih itu wajahnya tampak biru lebam. Sontak suasana yang awalnya ceria berubah mendung. Semua penghuni rumah panik. Sang anak lalu membopong Arif ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Beruntung sepanjang perjalanan tidak ada kemacetan selang 30 menit mobil bercat hitam tiba di sebuah Rumah Sakit di kelapa gading Jakarta Utara.  Arif langsung di bawa ke  Unit Gawat Darurat (UGD). Disana perawat memasangkan masker oksigen untuk membantunya bernapas tapi tetap saja pria 66 tahun itu tetap sulit bernapas. Celakanya denyut Nadi Arif Semakin Lemah.

             Wajahnya kian membiru Serta tangan dan kakinya mulai terasa dingin. “ Saya nyaris Meninggal “ kenang Arif Hardiawan. Segera saja Arif dilarikan ke ruang intensive care unit (ICU). Dokter menyatakan ada massa yang mengganjal di bagian laring atau kotak suara Arif. Menurut ProfdrBambang Hermani, Sp. THT-KL(K), Dosen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, laring salah satu organ vital. “Organ itu bertugas mempertahankan jalan pernapasan, melindungi jalan pernapasan dan paru paru, serta membantu mengatur sirkulasi udara. Laring juga sumber suara atau fonasi, membantu proses menelan, dan mengekspresikan emosi,” ujar Bambang

            Dokter kemudian melakukan laryngoscopy - memasukkan semacam cermin ringan dan kecil ke belakang tenggorokan - untuk melihat kondisi tenggorokan. Dari cermin itu terlihatlah benjolan yang mengganggu jalan pernapasan. Contoh jaringan yang mengganggu diambil (biopsi) untuk diteliti. Hari itu juga Arif menjalani operasi pemasangan stoma permanen di leher untuk bernapas. Keesokan hari, Pukul 21.00 wib  Hasil Lab contoh jaringan keluar. Dari hasil Lab dokter menvonis Arif mengidap KANKER PITA SUARA Stadium 4 tipe supraglotik yang Agresif menyebar. Tipe lain, glotik lebih lambat menyebar tapi kerap menyebabkan penyebaran ke subglotik. Vonis itu bak petir di siang bolong “kami tidak memberitahukan berita itu ke papa, Takut  Papa down dan Stress“ Ujar Hendri, Putra ke-3 dari 4 bersaudara. Saran dokter “ PITA SUARA harus di angkat agar SEL KANKER tidak metastasis atau menyebar “ Imbuh Hendri.

            Sebelumnya Arif memang pernah divonis TUMOR PITA SUARA saat berobat ke Hongkong pada September 2009. Gejalanya sama, ia kerap sulit bernapas. Namun, saat itu dokter menyatakan TUMOR yang bersarang di PITA SUARA kanan Arif jinak. “Menurut dokter TUMOR bisa saja tidak dioperasi tapi dapat ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan,” kenang Hendri. Arif memilih mengonsumsi obat-obatan. Setelah seminggu dirawat, Arif kembali ke tanah air. Kondisinya membaik dan dapat bernapas lega. Tak disangka Selang 5 Bulan TUMOR JINAK itu malah berbalik menjadi ganas. Kakek 11 Cucu itu terancam kehilangan PITA SUARA. Seharusnya operasi pengangkatan PITA SUARA dilakukan seminggu setelah operasi pertama. Namun kondisi Arif lemah, ia kekurangan Albumin Sehingga operasi diundur. Normal nya kadar Albumin dalam darah 3,5 sampai 5 g/dL. Untuk mendongkrak Albumin Arif mengonsumsi obat berupa sirup satu sendok sehari.

            Albumin normal diperoleh setelah menghabiskan 8 botol sirup seharga Rp2,4 juta per botol. Malam sebelum hari raya Imlek, 13 Februari 2010 harusnya dilewati Arif dengan makan bersama keluarga. Ia malah terbaring di meja operasi selama 2 jam. Huuw pasrah tidak dapat bersuara alias afoni usai operasi. “Yang penting sehat dan bisa bernapas,” kata Arif. Untuk bersuara Arif berlatih teknik esophageal speech. Caranya, menelan udara dan mengumpulkannya dalam esophagus (lambung) lalu perlahan dikeluarkan untuk menghasilkan suara.

            Seminggu pascaoperasi barulah Arif tahu operasi itu untuk mengangkat SEL KANKER. Prevalensi KANKER LARING memang jarang. Namun, bila tidak ditangani dengan benar dapat berujung kematian. Di bidang kesehatan telinga, hidung, tenggorokan (THT) kanker itu menempati urutan teratas di beberapa negara Eropa seperti Italia, Jerman, Perancis, dan Polandia. Data European Cancer Observatory pada 2008 jumlah penderita kanker laring di Italia mencapai 4.342 orang, Jerman 4.107 orang, Perancis 3.434 orang, dan Polandia 3.259 orang. Ryan P Smith, MD dan Crhistine Hill-Kayser, MD, di The Abramson Cancer Center Of the University Of Pennsylvania Amerika Serikat. Pada 2008 melaporkan Sebanyak 12.000 kasus KANKER LARING muncul di Amerika pertahun, Sebanyak 4.200 kasus berujung kematian “di indonesia belum ada data pasti, Namun di bidang THT menempati urutan kedua setelah Nasofaring”, Kata  Bambang.

           Pada stadium lanjut - di atas stadium 2 - sel kanker metastasis. Biasanya menyebar ke GETAH BENING sehingga menyebabkan pembesaran KELENJAR GETAH BENING di leher. SEL KANKER juga dapat metastasis ke organ tubuh lain seperti PARU-PARU, HATI DAN GINJAL. Pasca pengangkatan pita suara sebetulnya Arif dinyatakan bersih, maksudnya SEL KANKER PITA SUARA tidak metastasis. Namun 3 Bulan pasca operasi pengangkatan organ, Arif kembali sulit bernapas. Ia lalu memeriksakan diri ke Rumah Sakit di jakarta pusat. Hasil Rontgen menunjukkan ada benjolan sebesar pilus bersarang di saluran pernapasan dekat paru-paru. Benjolan yang menghalangi saluran udara itu tak lain adalah Sel kanker Stadium lanjut. Untuk menghilangkan nya ia harus menjalani Radiologi (penyinaran).

            Kelenjar getah bening di Leher pun membesar. Padahal kelenjar getah bening salah satu sistem pertahanan tubuh. Pembesaran dapat terjadi karena peradangan di sebakan masuknya Sel-Sel ganas. BERKAT GOPAKUPU  Arif sudah siap menjalani radiologi tapi keinginan itu batal. Awal Juli 2010, Arif mengikuti saran keluarga untuk berobat pada seorang dokter sekaligus herbalis di Jakarta Barat. Arif dianjurkan oleh beberapa orang kerabat untuk mencoba mengonsumsi ramuan JUICE GOPAKUPU.

            Menurut dr Zainal Gani, dokter dan herbalis di Malang Jawa Timur, Salah satu kandungan acetogenins dalam sirsak garut berperan melawan sel kanker. “Daun sirsak mengendalikan kerja mitokondria yang berlebihan mensintesis protein, Protein sumber energi kanker untuk tumbuh dan berkembangbiak,” ujar dr.Zainal. Dan salah satu kandungan JUICE GOPAKUPU adalah daun sirsak garut. Hasilnya Setelah 1-2 Bulan rutin menyeruput Juice GOPAKUPU kanker mengecil. Terbukti waktu di teropong di Rumah Sakit pantai indah kapuk Sel kanker di saluran paru-paru mengecil bahkan nyaris tidak ada.

            Cairan KELENJAR GETAH BENING yang dulunya menumpuk di bawah dagu semakin berkurang mendekati normal. Memang sampai saat ini Arif masih berjuang menuntaskan KANKER hasil metastasis. Namun, yang jelas Arif kini dapat bernapas lega tanpa menjalani radiologi. Bobot tubuhnya pun kembali normal. Maklum, sejak dinyatakan kanker, bobotnya susut dari 75 kg menjadi 62 kg. Info terakhir September 2010 Arif sudah dinyatakan bebas Kanker, Semua ini Berkah Minum Juice GOPAKUPU. (di tulis Lastioro Anmi Tambunan)

 

5. Hartoyo 53 Thn, Tangerang, Sakit kanker Otak.

            Sedianya Hartoyo mnghadiri pesta pernikahan adiknya pada Juli 2009, Namun usai mandi dan berpakaian rapi bukan ya berangkat ke pesta pernikahan tetapi ia malah tidur pulas di kamarnya.  Anak-anaknya lebih dulu berangkat ke pesta pernikahan karena membawa kue dan makanan lain. Sedangkan suaminya berangkat dari kantor. Keesokan harinya keluarga bertanya alasan Hartoyo tak menghadiri pesta pernikahan sang adik. Nelleke kaget. “Oh ya padahal kemarin saya sudah mandi. Kok lupa ya?” Ia benar-benar alpa bahwa kemarin adiknya melangsungkan pernikahan. Hartoyo lupa menepati janji. Setelah kejadian itu ingatannya malah memburuk. Pria 53 tahun itu tak dapat mengetahui nama hari, tanggal, siang, malam atau nama benda di sekitar dia. Jika minta tolong kepada pramuwisma untuk mengambil sesuatu, ia hanya menunjuk benda yang di maksud tanpa menyebut namanya.

           Keluarga membawa Hartoyo ke Rumah Sakit di Jakarta Selatan pada juli 2009 karna kondisi nya kian mengkhawatirkan. Setelah melalui pemeriksaan intensif, antara lain dengan Pencitraan Resonansi magnetik (MRI Magnetic Resonance imaging), dokter mendiagnosis beliau positif KANKER OTAK, Sel Kanker  Metastasis  ke pelipis kanan dan menekan saraf-saraf motorik di kepala. Untuk mengatasi penyakit ganas itu, dokter menyarankan agar Hartoyo menjalani operasi pengangkatan sel kanker. Sayangnya, di rumah sakit itu fasilitas tak begitu lengkap sehingga dokter merujuk ke rumah sakit lain di Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Pasca operasi Hartoyo mengonsumsi lebih dari 5 jenis obat 3 kali sehari. Kondisi kesehatan Hartoyo pun berangsur pulih. Ia mampu menyebut nama-nama benda di sekitarnya.

            Namun, sepuluh bulan berselang, pada Mei 2010, tiba-tiba kondisi Hartoyo memburuk. Dokter yang dulu menangani Hartoyo dalam operasi, memang telah memprediksi bahwa dalam setahun mendatang sel kanker tumbuh lagi. Hartoyo tak mampu berkomunikasi. Jika keluarga atau kerabat memanggil namanya, ia tak menyahut. Menurut suster yang merawat di rumah, Hartoyo menolak makan dan minum. Adik Hartoyo, Tirza Tuwahatu, yang menjenguk melihat kondisi belia yang datar. “Matanya kosong, ia menatap ke depan dan tidak ada reaksi, meski namanya dipanggil,” kata Tirza. Keluarga kembali membawa Hartoyo ke Rumah Sakit di kota Tangerang selatan, menurut dokter yang memeriksa nya, kondisi Hartoyo memburuk juga di perparah oleh  karena perawat di rumah tidak memberikan obat. 

            Perawat tak telaten karena untuk minum satu obat, Hartoyo membutuhkan waktu 15 menit. Haraf maklum Fungsi motorik Tenggorokan nya belum pulih benar. Tirza sebenarnya curiga karena tiap kali bertanya pada perawat, “Apakah sudah memberikan obat” ia selalu menjawab sudah. Padahal, dengan obat yang begitu banyak seharusnya perlu waktu agak lama untuk meminumkannya. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter menjelaskan bahwa kanker otak membesar dalam sembilan bulan sejak operasi pada Agustus 2009. Untuk mengatasinya, Hartoyo menjalani lima kali kemoterapi pada Juni 2010. Setelah operasi kedua, keadaan Hartoyo berangsur-angsur pulih. Ia bisa berjalan, meski perlahan-lahan.  Selain itu memory Hartoyo Tampak lebih baik. Ia mampu mengingat dan menyebut nama-nama benda setelah Hartoyo Operasi kedua.

            Namun, pada pertengahan Agustus 2010, ia bagaikan tak putus di rundung malang. Hartoyo mendadak tidak bisa berjalan Sehingga memerlukan bantuan orang lain dengan duduk di atas kursi roda. Saat itu ia juga kesulitan berbicara, kesehatan nya kembali memburuk. Untuk ketiga kalinya, keluarga bergegas membawa Hartoyo ke rumah sakit. Mengutip pendapat dokter, Tirza Tuwahatu mengatakan bahwa kemoterapi tidak memberikan pengaruh positif justru merusak organ tubuh lain. Obat kemoterapi sama sekali tidak menyentuh SEL KANKER. Akibatnya sel kanker kembali membesar beberapa milimeter. Menurut dr Andhika Rachman SpPD, ahli kanker dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, keberhasilan kemoterapi konvensional untuk mengatasi KANKER OTAK memang kecil.

            Tingkat keberhasilan kemoterapi cukup baik untuk KANKER OTAK jinak seperti meningioma dan jika hanya sedikit massa yang diambil. Artinya sel kanker masih kecil. Namun, setelah kemoterapi biasanya pasien mengalami gejala sisa mirip pasien STROKE. “Makin besar massa kanker, makin besar pula gejalanya,” kata dr.Andhika Rachman SpPD. Itulah sebabanya pengobatan KANKER OTAK sebaiknya dengan penyinaran lebih banyak dan operasi pengangkatan.  

ketika kondisi Hartoyo tak kunjung membaik, Tirza mencoba memberikan Juice GOPAKUPU yang ia ketahui dari iklan di internet. Ia tertarik karna harga nya relative murah di banding obat medis kanker atau herbal kanker lainnya.

            Tak disangka Perkembangan signifikan terjadi setelah 12 hari Hartoyo rutin mengonsumsi JUICE GOPAKUPU. “Ia sudah bisa merespon jika ada yang memanggil namanya, diajak bicara sudah bisa menjawab meski masih terbata-bata. Ia pun bisa mengangkat tangannya setinggi bahu,” kata Tirza. Saat ini pengobatan Hartoyo hanya berupa JUICE GOPAKUPU serta fisioterapi. Ahli fisioterapi dari sebuah rumah sakit di Jakarta Barat datang ke rumah Hartoyo di Jakarta Selatan. Frekuensi fisioterapi tiga kali sepekan masing-masing selama satu jam. Hartoyo memeriksakan diri  terakhir pada awal Maret 2011. Hasil pemindaian menunjukkan bahwa ukuran Sel kanker mengecil Hampir Hilang. (di tulis Oleh Tirza Tuwahatu).

 

6. Rismaryati 32 Thn, Jaksel, Sakit KANKER SERVIKS 

            “Selamat ya, Sudah hamil”, Rismaryati bertubi-tubi menerima ucapan itu dari rekan kerja, tetangga dan saudara pada Mei 2010. perutnya membesar. Banyak orang menerka ia hamil 5 bulan, Hati Yati justru remuk redam. Sebab bukan janin yang ada dalam kandungan, Tetapi KANKER SERVIKS yang merenggut nyawa seorang perempuan setiap 4 menit. Rismaryati mengetahui KANKER SERVIKS itu ketika ia memeriksakan diri di sebuah klinik di Warung buncit, Kotamadya Jakarta Selatan. Bagian bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-tusuk, nyeri sekali,’ kata perempuan kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus 1978 itu. Rasa sakit menjalar ke kaki kiri. Kondisi itulah yang mendorong Yati bergegas ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG, pada 6 Mei 2010.

           Dokter yang memindai Yati menggeleng-gelengkan kepala. ‘Lihat di monitor, kankernya sebesar kepala bayi,’ kata dr.Slamet Zaeny SpOG seperti diulangi oleh Yati. Kadar CA - indikator adanya sel kanker - 113,39 U/ml; normal, kurang dari 35 U/ml. Sambil berbaring, ia memandangi layar pemindai. Dokter menyarankan Yati menjalani operasi. Namun, anak ke-3 dari 6 bersaudara itu memilih jalan lain. Sebab, sebelum pemeriksaan itu pada April 2008 ia menjalani operasi untuk mengatasi KISTA. Namun, 2 tahun berselang ia terserang KANKER SERVIKS. Gejala munculnya KISTA sama persis dengan KANKER SERVIKS itu. Perempuan 32 tahun itu memilih pengobatan Herbal. Ia mendatangi herbalis dan di beri 3 jenis herba alam kapsul untuk sebulan. Sayang, Yati yang membayar Rp. 9.000.000 tak mengetahui jenis tanaman obat  yang ia konsumsi.

            Yati disiplin mengonsumsi 3 kapsul herba itu 3 kali sehari. Namun, tanda-tanda kesembuhan tak kunjung muncul. Malahan perut kian membesar dan nafsu makan hilang. Warga Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar minggu Jakarta Selatan, itu juga mengalami insomnia dan merasa serba salah: miring ke kiri sel kanker yang membesar ikut ke kiri, ke kanan, turut ke kanan. Keadaan itu menyebabkan Yati memutuskan untuk menjalani operasi pada 10 Agustus 2010.  Sehari sebelumnya, ia menemui kedua orang tua nya di Ciampea kabupaten Bogor. Ketika itulah Yati  berjumpa dengan tetangga nya, Pendiri pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Dr Ervizal AM Zuhud MS, Dr Zuhud mempunyai informasi tentang Khasiat JUICE GOPAKUPU. Dia menyarankan untuk minum Juice GOPAKUPU.

            Frekuensi 3 kali sehari masing-masing segelas. Istri Fery Firmansyah itu juga menyantap daging buah sirsak sekali sehari. Ia memotong 4 bagian buah berukuran sedang, bobot 6 - 7 ons. Sepotong buah Annona muricata cukup untuk sehari. Pada 24 Agustus 2010, ia kaget bukan kepalang ketika mudah menarik risleting dan mengancingkan celana. Semula bukan hal gampang untuk mengenakan celana, Akibat perut yang kian membesar, Ia benar-benar baru sadar bahwa perut mengempis. Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi perut nya tanpa gelambir seperti sebelum nya. Ia miring ke kiri dan ke kanan beberapa kali, tetapi tidak ada gumpalan dalam perut yang mengikuti gerakan yang seperti sebelum nya.

            “Saya menangis karna saking senang nya”, kata perempuan yang menikah pada 2007 itu. Sembuh? Begitulah dugaan Yati. Sebulan berselang ia menemui dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Hasil pemindaian menunjukkan tidak ada lagi berjalan di Serviks.  Menurut dokter sekaligus herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS, hilangnya sel kanker dari serviks Yati dapat melalui berbagai jalan seperti luruh bersama urine atau feses. Namun, menurut Yati selama 14 hari konsumsi JUICE GOPAKUPU hingga perut mengempis, tak ada perubahan warna atau bentuk feses dan urine. dr.Japaries mengatakan cara lain detoksifikasi adalah melalui keringat.“pikiran saya lepas, saya senang banget”, katanya dengan wajah berbinar. Setelah perutnya mengempis, Yati lahap setiap kali makan sehingga tubuh kian segar. Insomnia juga sirna... Trims GOPAKUPU...

 

7. Karina Sri Mulasih 59 Thn, Cibinong, Sakit Tumor Mediastinum Superior (Pembesaran Kelenjar Tiroid).

            Saran Dokter itu terus terngiang-ngiang di telinga karina sri mulasih, “Segera Operasi dalam 3 Hari”. Karina tak akan pernah alpa kejadian pada 4 September 2010. Pada hari itu ia mengambil hasil ultrasonografi dan pemindaian di sebuah Rumah Sakit di Serpong, Kotamadya Tangerang Selatan, Banten. Dokter ahli radiologi di Rumah Sakit itu menyarankan Karina untuk menemui dokter ahli penyakit dalam di rumah sakit di Jakarta Selatan, dr Martin Batubara SpPD. Namun, hari itu dokter berpraktek di Rumah Sakit di Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Banten.

             Perempuan 59 tahun itu pun bergegas ke lokasi praktek dr Martin. Setelah mengecek hasil ultrasonografi dan pemindaian, dokter menyarankan agar Karina mendaftar operasi malam itu juga, pukul 19.05. Paling lambat 3 hari ke depan, ia harus menjalani operasi untuk mengatasi tumor mediastinum superior atau pembesaran KELENJAR TIROID. Dokter menyatakan pembesaran KELENJAR TIROID itu akibat berkurangnya hormon tiroid pada KELENJAR TIROID. Nah, saran itulah yang mengiang-ngiang di telinga Karina.  Penyakit maut itu ia rasakan pertama kali pada 2009. Sejak itu ia mudah sakit, kondisi kesehatan gampang drop. Ketika menyapu halaman ia tiba-tiba sesak napas, ia pun menghentikan aktifitasnya dan mencoba menarik napas dalam-dalam, masuk kerumah dan istirahat.

             Semula ia mengira Bronkitis kambuh lagi, saat itu ia memang mengidap penyakit radang cabang tenggorokan. Namun, kondisi mantan kepala sekolah dasar Negeri Cibinong 2 itu kian parah.  Napas makin sesak, ketika bicara terbata-bata, saking sakitnya bernapas.   Oleh karena itu ia memeriksakan diri di rumah sakit di Serpong, Tangerang Selatan. Hasil rontgen menunjukkan bahwa Karina positif tiroid. Hormon tiroid berfungsi mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Jaringan tiroid sebelah kiri membesar dan mempersempit trakhea hingga 10 mm (normal 16 - 18 mm). Itu yang menyebabkan ia merasakan sesak napas. Pada orang dewasa, penyebab utama hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid adalah gangguan autoimun yang menyebabkan hormon yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan tubuh.

             Untuk mengatasi itu dokter mendesak agar Karina segera operasi. Jika tidak, kemungkinan ia tidak tertolong lagi. Meski tahu hidupnya di ujung tanduk, Karina tak menuruti saran dokter untuk operasi. Saya takut mati di meja operasi, kata ibu 3 anak itu. Ia malah memenuhi anjuran temannya, untuk menemui herbalis di Bogor, Jawa Barat, Nama nya Valentina Indrajati. Pada 5 September 2010, Karina pun bertemu Valentina. Herbalis yang kerap mengajar yoga di Thailand itu mensyaratkan agar karina menghindari konsumsi obat-obatan kimia, daging hewan berkaki 4,  duku, sawo dan nangka. Ketiga buah bergetah itu merusak produksi kelenjar sehingga mesti dihindari. Menurut Valentina,  Pembesaran tiroid karina mengarah kepada tumor  jinak, saat itu Valentina meresepkan JUICE GOPAKUPU Sbagai Alternatif nya.

             Keesokan hari, pada 6 September 2011, Karina mulai mengonsumsi JUICE GOPAKUPU, ia pun meminumnya 3 kali sehari setelah makan. Pada 15 hari pertama konsumsi, ia merasa tubuh penat dan letih. Frekuensi buang air besar meningkat rata-rata 4 kali sehari dan lebih sering tidur. Ia kaget menghadapi perubahan itu dan segera menghubungi Valentina.

Menurut Valentina perubahan itu merupakan proses detoksifikasi untuk membuang racun dalam tubuh. Benar saja, ketika memasuki hari ke-16, Karina merasa lebih segar dan sehat. Ia mampu membersihkan rumah dan halaman selama 2 jam tanpa sesak napas dan kecapaian. Badan terasa ringan dan napas pun terasa lega, kata Karina. Padahal, sebelumnya menyapu 10 menit saja, ia merasa lelah dan sesak napas. Kini 4,5 bulan sudah berlalu, Karina terlihat lebih ceria. Ia bisa menikmati masa pensiunnya dengan tenang. Secara umum kondisi kesehatananya membaik dengan indikasi tanpa sesak napas, bugar, tak mudah lelah dan lancar berbicara. Trima kasih GOPAKUPU. (Karina Sri mulasih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar